Cerita sedih pesahabatan,

Aku dan Tyas bersahabat sejak kelas 1 SD. Tiap hari, kami selalu bersama, tiada hari tanpa bersama. Kami selalu mengerjakan PR bersama, pulang sekolah bersama, dan bermain bersama. Kadang kala, tiap akhir minggu kami saling menginap. Kalau tidak Tyas yang menginap di rumahku, aku yang menginap di rumahnya.Hingga suatu hari di kelas 7..."Tyas, nanti pulang sekolah kamu ada les nggak?" tanyaku pada Tyas."Ada, les mandarin" jawab Tyas sambil mengalihkan perhatiannya dari buku matematika."Oh...Ya udah. Aku maunya ngajak kamu ke bazaar buku murah di sepanjang jalan Hasanuddin. Tapi kalo kamu ada les, ya udah. Bazaar-nya masih sampe lusa kok. Besok aja kita kesana" kataku sambil berlalu."Oke, besok aja" kata Tyas. Lalu, kulihat Selyn, gadis terkaya di sekolah, menghampiri Tyas."Ngapain kamu ngikutin ajakannya si Chiara jelek itu buat ke bazaar buku kuno?! Mendingan kita ke Tie Break Mall aja besok! Papaku 'kan baru gajian, jadi aku pasti bakalan dapet uang saku lebih! Aku juga bakal minta ke mama, jadi kamu bakalan ku traktir deh! Nggak cuman kita, ada Nanik, Milka, Andy sama Joni juga ikut kok" kata Selyn."Joni...ikut?!" kata Tyas, agak kaget. Joni itu cowok populer di kelas. Tumben dia berhasil dibujuk Selyn...pikirku."Ya! Haha...Mantraku hebat ya!" tawa Selyn."Oke, deh! Aku ikut" kata Tyas.Semoga Tyas nggak terpengaruh bujukan muluk Selyn...Pikirku lagi."Oke, besok kujemput di rumahmu" kata Selyn meninggalkan Tyas. Tyas nampak bahagia mendengarnya. Aku tersenyum pucat melihat Tyas yang begitu bahagia.Hari-hari berlalu dengan agak bosan bagiku. Dan saat itu, Tyas lebih memusatkan dirinya pada Selyn n' The Gang. Tyas tidak lagi pulang bersamaku, melainkan bersama Selyn."Enak tau! Daripada jalan kaki! Panasss" kata Tyas saat kutanya kenapa dia lebih sering pulang bersama Selyn."Lagian mobil Selyn ada AC, mewah lagi!" sambung Tyas. Aku hanya tertunduk. Malu.Suatu hari kudengar bahwa Selyn akan mementaskan sebuah tarian berjudul "The Gold Lover". Tarian itu menunjukkan betapa berharganya harta itu. Aku sempat terkejut mendengar berita itu. Tapi hanya sesaat, karena pikiranku dialihkan bahwa ternyata Tyas ikut serta dalam tarian itu."Tumben banget kamu mau nari, Tyas" kataku saat Tyas duduk di sebelahku."Ya iyalaaahhh... Aku 'kan sahabatnya Selyn sekarang!!" kata Tyas tanpa memedulikan aku lagi."Aku bagaimana?" tanyaku pelan."Kamu? Temanku lah!" kata Tyas...Bersambbung....
Populerkan, simpan atau kirim cerpen ini!!!!! annasrei9484@mail.com