Sabtu, 06 Maret 2010

share tentang kisah anak jalanan.

sebuah tulisan hanya untuk sebuah renungan pribadi
kisah nyata yang aku rasakan beberapa hari ini semakin mendekatkan aku betapa hidup ini begitu indah, begitu tragis dan bahkan begitu carut marut..

Kisah Pertama
di hari sabtu yang cerah, saya bersama relawan yang lain mendampingi anak-anak untuk tampil diacara seminar yang diadakan oleh STEMBI (bener g sih ini tulisannya?). Seminar ini berbicara tentang Ekonomi islam atau sejenisnya lah..bagi saya pribadi tidak masalah mau ekonomi apa yang dipakai, ekonomi islam, ekonomi kristen atau pun ekonomi atheis sekalipun.. Anak-anak jalanan yang saya anggap sebagai adik-adik saya tampil diacara tersebut membawakan beberapa lagu, bahkan lagi, lagi dan lagi lagu yang dibawakan adik-adik saya membuat saya terharu sehingga saya bisa merasakan adanya genangan air mata di mata saya (sebelum yadi kecil mengacau.. hahaha..)

Di malam minggu yang tadinya saya anggap mengasikkan (karena habis manggung), tiba-tiba ada suatu tragedi bahwa ada adik saya yang perempuan nangis didepan pintu rubel.. pertama kali saya belum mengerti ada apa ini, karena saya ada melihat ada lelaki setengah baya disebelahnya berdiri diam sambil melihat dengan tampang geram ke adik saya yang perempuan tersebut (prediksi saya, sebelum saya datang dia pasti habis marah2 atau sejenisnya). Selidik punya selidik ternyata saat itu laki-laki itu ingin dilayani oleh cewek-cewek yang berada dirubel saya dan cewek-cewek itu tidak mau melayaninya (atau mungkin lagi tidak mau)... (ga usah dibahas lah ya bisa panjang nih).

intinya malam ini menimbulkan kesalah pahaman antara saya dengan seseorang, dan saya tidak berniat meluruskan lagi kesalahpahaman itu.. toh katanya kalau tuhan berkehendak lain pasti kesalahpahaman itu lurus lagi.. itu kan katanya lhoo...

Kisah kedua
Minggu sore saya dan beberapa relawan datang ke RUBEL SAHAJA ciroyom, setelah sedikit obral obrol (kaya iklan indosat) lalu para relawan memutuskan untuk menjenguk salah satu adik saya yang dititipkan semenjak dia selesai operasi.. Saya secara pribadi memutuskan tidak akan ikut karena ribet, mereka naik angkot dan saya naik motor sendirian padahal saya juga tidak tau tempatnya.. Beberapa saat setelah para kakak-kakak relawan berangkat, si kecil berbicara kepada saya "kak, kakak jangan sakit hati ya sama kakak XX" (nama disensor), lalu saya bertanya "lho kenapa", lalu dia berkata "habis setiap kak gerry ditanya kakak itu kemana, mukanya berubah sih".. saya hanya ketawa lalu sambil mengusap-ngusap kepalanya..

didalam hati saya berkata "Nih anak kecil bisa tau drmana tentang perasaan gw yah.. hahaha..."

Kisah ketiga
Setelah relawan pergi, akhirnya saya mengajak adik kecil saya untuk nongkrong di warung kopi teteh.. si teteh banyak bertanya tentang seseorang dan saya kurang tertarik untuk menanggapinya..
laluuuuu adik kecil saya berkata lagi "kak, kakak jangan sedih ya... kalau kak gerry sedih aku juga ikutan sedih.."
dan saya pun hanya bisa terdiam. Saya terdiam karena bukan karena saya tidak mengerti maksud dia. bukan karena saya tidak mendengarnya. tapi karena sekali lagi saya terharu mendengar kata-katanya...
kenapa saya terharu?? siapa aku ini? apa pantasnya aku ini ketika aku sedih maka dia ikutan sedih? jarang-jarang ada seseorang selama aku hidup berbicara seperti itu ke saya... jangankan teman-teman yang dekat dengan ku, bahkan keluarga ku pun sepertinya belum pernah berbicara seperti itu.. sedangkan ini?? seorang anak kecillll... anak jalanan pula... bahkan aku baru kenal tidak sampai 2 tahun...
lalu aku hanya tersenyum menanggapi kata-kata dia..

setelah solat, kami (saya dan adik kecil) duduk kembali di warung si teteh..
tiba-tiba ada orang gila berdiri disamping kami (didepan warteg), lalu si adik kecil mulai berbicara lagi
adik kecil : "kak, kita sesama manusia harus saling memberi ya kan?"
saya : "harus saling berbagi, karena cuma tuhan yang bisa memberi.."
adik kecil : "oh iya yah kak harus saling berbagi"
saya : "emank kenapa?" (masih belum sadar arah pembicaraannya kemana)
adik kecil : "saya tuh dari kemarin-kemarin ingin membeli baju, saya kasihan liat dia (sambil nunjuk orang gila disebelah), karena dia dari dulu ga pernah ganti-ganti bajunya.. sekarang aja udah pada robek tuh bajunya.."
saya : "....... tapi itu kan orang gila... ntar bagaimana caranya kamu masangin dia baju?"
adik kecil : "itu mah gimana ntarnya aja kak.. yang penting kan saya udah ngasih dia baju.."
saya : (terdiam membisu)
setelah beberapa saat kami mengamati orang gila tersebut
adik kecil : "kasian ya dia kak.. dia kan berdiri disini hanya mau liat tv itu.."
adik kecil : "tapi sayangnya dia orang gila.. jadi orang-orang pada tidak peduli sama dia.."

wooooowww....
BETAPA MENAKJUBKAN DI TELINGA KU KATA-KATA ITU TERUCAP DARI MULUT KECILNYA...
bahkan anak-anak seperti itu memiliki empati yang LUAR BIASA dibandingkan kaum-kaum yang merasa dirinya terpelajar...

Kisah keempat
Hari senin (22/02/10)
saya lagi bersama teman saya mengantri untuk service hp karena hp saya rusak.. tiba-tiba ada sms masuk, yang saya tidak tau ini nomor siapa..
sms pertama "kak, hari ini ke rumah belajar sahaja ciroyom ga?"
saya membalas "aku tidak tau, ini siapa?"
sms kedua "ini si ***********" (nama di edit)
setelah beberapa kali sms, ternyata dia menyuruh aku datang ke rubel dan sambil mengajak seorang kakak yang mereka maksud.. dia berkata bahwa ingin memberikan sebuah kejutan (tadinya saya kira buat kakak yang dia suruh ajak saja)
karena saya males menanggapi, jadi saya suruh dia sms sendiri memberitahukan bahwa mereka mau memberikan kejutan..
akhirnya saya ke rubel setelah selesai servis hp..
sampai disana saya segera masuk kedalam rubel.... tiba-tiba seseorang anak memberikan 2 pucuk kertas, yang ternyata itu surat buat saya..
isi surat tersebut adalah ucapan terima kasih dan mohon maaf jika sudah merepotkan malam minggu kemaren..

saya terdiam membaca surat tersebut (maklum lah tidak pandai berekspresi)
terima kasih?
mohon maaf?
saya rasa ini adalah kata-kata yang mungkin sudah lama dilupakan oleh banyak orang..
saya menyadari, bahwa saya sangat kecil di depan anak-anak itu... mungkin banyak kelebihan kita yang tidak dimiliki mereka yaitu materi..
tapi mereka mungkin memiliki kelebihan di bandingkan kita.. kelebihan yang seharusnya menjadikan kita manusia seutuhnya, yaitu
empati, rasa bersyukur dan rasa bersalah..

semoga tulisan ini bisa menjadi sedikit renungan bagi kawan-kawan ku
ini hanya sepenggal kisah selama beberapa hari (20/02-22/02) bersama anak-anak jalanan dari rumah belajar SAHAJA ciroyom bandung..
apakah kawan-kawan memiliki kisah yang sama? atau kah kawan-kawan ingin membuat kisah tersebut? annasrei484@mail.com

0 komentar:

Posting Komentar