Assalamualaikum.Wr.Wb. Kisah sedih di bulan Ramadhan. Laahaulaa, walaaquwwata illaabillahil aliyyil adzim. Innalillahi wainnaailaihi raaji'un. Aku tak tahu dari mana jari jemariku ini harus dimulai. Kemana pikiran dan kaki melangkah. Kemana pergi selalu yang menjadi bahan pembicaraan manusia-manusia di Kairo, baik itu masyarakat Indonesia, Mesir, Malaysia, apalagi Indonesia, tentang suatu kejadian yang amat sangat disayangkan. Tetapi itu sudah menjadi takdir dan kuasa Allah, siapa dapat menebak, dan menduga isi hati manusia, apa yang akan terjadi esok kelak pada kita. Hanya Allah yang maha tahu. Mungkin diantara pembaca milist sekalian , sudah baca berita di surat kabar tertanggal 19 oktober ( Kompas dan Republika ). Semua kejadian yang diberitakan itu benar adanya, dan itu adalah versi surat kabar. Ingin saya menyampaikan rasa keprihatinan hati ini, disaat-saat bulan ramadhan, selalu saja ada kejadian di Kairo bagi masyarakat Indonesia di Mesir ini. Malam itu,..suami saya cerita pada saya : " Ma..ima tahu ngak ada kejadian di Kairo ? ". Kejadian apa itu da,..ima ngak tahu, sudah berapa hari ini kepala ima sakit lagi, pusing, dan sesak nafas penyakit lama kambuh lagi, jadi ngak tahu berita apa-apa ? ". " Itu,..ada orang Malaysia, satu keluarga mati kebakar di rumahnya ". " Hah..napa, siapa yang lakukan itu, ? " tanyaku pada suami. " Belum ketahuan. ", jawab suamiku lagi. " Ih..tega amat yah, kalau itu dilakukan orang, atau kebakaran sendiri, akibat kelalaian barang kali ? ". Timpalku pada suami. " Enggak, memang pembunuhan, ada bercak-bercak darah di sekeliling rumah itu ". Merinding bulu kudukku mendengarnya, ternyata Mesir sudah mulai kagak aman. Aku menduga orang Mesir pelakunya. Kemudian suamiku bilang : " Ima,..ima ingat ngak, tahun kemaren ada kejadian kebakaran dirumah si A ". ( yang ternyata si A ini adalah pelaku pembunuhan itu saat ini, setelah besoknya diketahui public ). " Iyah,..Tahun kemaren rumah si A kebakaran, akibat kelalaian anaknya yang main api, jadi terbakar rumahnya ", Kujawab lagi. Keesokan malam harinya, karena aku belum bisa ke mesjid, masih pusing juga, hanya suami dan anak-anak yang ke mesjid . Sepulang dari mesjid, suamiku cerita lagi : " Ma..tahu ngak, siapa pelaku pembunuhan tersebut ?". " kagak , jawabku ". " itu ..orang Indonesia, dan orang yang sangat dekat lagi dengan kita ". " Apa….si A..? langsung kutebak, padahal yang dekat dengan kami di Kairo itu cukup banyak, tetapi entah mengapa, tebakanku langsung ke si A, dan memang tepat sekali, jawab suamiku. Kenapa saya sampai menebak si A, ? " Uda..tiga minggu yang lalu, ketika terakhir kita makan di rumah makannya itu, ima melihat dimata dan sikapnya ada kelainan, entahlah mengapa perasaan ima mengatakan ada yang ngak beres dengan orang ini ". " Uda lihat biasa-biasa saja, orangnya tetap baik, dan ramah ". " Iyah, memang orangnya baik, tetapi entah mengapa hati ima merasakan lain ketika itu, lihat sikapnya agak ganjil, betapa kasihannya anak – anak dan istrinya itu, begitulah, sayang sekali, kalau lelaki hanya memilih wanita dari segi kecantikannya saja, sehingga betapa seringnya lelaki yang tunduk dan patuh atas permintaan material dari istrinya, dan sang istripun mengapa ngak menyadari akan kondisi ekonomi , social suaminya kayak apa, minta juga permintaan melebihi kapasitas kemampuan suami, itu akibatnya,.sang suami jadi terpaksa mencari nafkah kesana kemari, sampai ngak tahu lagi mana halal, mana haram, mana salah, mana benar, ngak bisa dibedakan lagi, yang penting kebutuhan istri dan anak-anak terpenuhi, ima ngak suka lelaki lemah semacam itu ". Saya sampaikan semua ini pada suamiku. " Iyah,..kata suamiku, tapi uda ngak nyangka sama sekali, kalau senekad itu si A melakukan semua itu, apa tidak dipikirkannya bagaimana nasib anak-anaknya kelak ". " Tapi da,.kita harus lihat dan jelas dulu duduk persoalannya, kenapa sampai si A melakukan hal itu, dan kenapa, si A, sampai datang kerumah si korban, dan ngapaian, ada perlu apa, dan pisau itu dibawa oleh si A, atau si korban yang ambil pisau dari dapur, lantas si A karena sudah di paksa berantam begitu, akhirnya naik pitam dan syetan masuk kedirinya, untuk membela diri, maka terjadilah pertengkaran, karena si korban kalah, maka terbunuhlah ia, kalau saja si A yang kalah, tentu si A pula yang terbunuh, si korban yang menjadi pembunuh ". " Iyah,..timpal suamiku, tetapi mengapa sampai ia membakar rumah itu ? " " Iyah,.itu kesalahan yang amat fatal, coba saja, disaat tikaman pertama oleh si A, kan belum tentu mati, cepat aja dibawa ke dokter, ngaku, kan hukumannya ngak seberat itu, bisa diobati, ini kenapa sampai tiga tikaman di tubuh korban, berarti syetan sudah merasuk betul ke dadanya, dan ia memang sengaja membunuhnya ? ". kujawab lagi. "Itulah kata suamiku, kita lihat saja bagaimana kelanjutannya besok, karena si A belum dapat di temui, jadi belum didengar langsung berita darinya ". Malam itu, suamiku sulit tidur, aku bisa mengerti, bahkan ngak biasanya akhir-akhir semenjak aku hamil dan melahirkan anak terakhir kami, suamiku benar-benar memeluk erat badanku tatkala tidur, sampai pagi hari, badannya lemas sekali, aku kasihan, dan aku sangat mengerti bagaimana perasaannya malam itu mengetahui ternyata pelaku pembunuhan empat orang sekaligus di Mesir itu, dilakukan oleh orang yang dekat dengannya. Sampai sahurpun masih itu juga yang di ingat dan disebut-sebutnya. Keesokan harinya ( hari ini ) , meski kepalaku masih pusing sekali, tetapi terpaksa aku keluar rumah juga, karena ada kerja beres-beras di kedutaan, di dharma wanita, berhubung aku pengurus, hatiku ngak enak, kalau ngak ikut kerja beres-beres itu. Suamiku sudah melarang agar aku istirahat aja di rumah, tetapi kusampaikan, bahwa aku merasa ngak enak, kalau ngak kerja, masak orang lain saj ayang kerja, sementara aku enak-enak di rumah, padahal sama-sama pengurus. " yah udah,.ngak papa, suamiku bilang, siap-siap aja ke kantor ". Saya dan suami barengan kekantornya, namun beliau menyetir mobil sedikit lambat dari biasanya kulihat. Mungkin pikirannya masih kacau kali. Sampai di kantor itu saja yang menjadi bahan pembicaraan orang, tetapi aku ngak mau ikut nimbrung banyak, ngeri juga puasa-puasa, khawatir masuk kepada ghibah, meski aku tahu dalam hal ini, orang hanya berbiacara seputar kejadian itu saja, tidak lebih dari itu, tapi khawatir saja, kalau keterlaluan, sampai membicarakan hal-hal yang dilarang. Pembicaraan kami hanya seputar, hukuman apa yang akan diterimanya, bagaimana dengan hokum di mesir, di Malaysia, dan Indonesia sendiri. " Kalau di Mesir, hukuman mati, Malaysia juga hukuman mati, kalau Indonesia, bagaimana da ?,..tanyaku pada suamiku. Suamiku jawab : " kalau di Indonesia, tergantung tas apa yang dibawa, kalau tasnya penuh dengan duit, maka bebaslah ia, kalau tas kosong doank yang dibawa, maka dihukumlah ia ". ( hehehe..aku jadi katawa, dengar jawaban suamiku, padahal aku nanyanya serius lagi , ia jawabnya canda, tapi ada benarnya juga dengan realita di Indo kali ). Selesai kerja, aku pulang lebih dulu dari suamiku, sementara suamiku masih ada pekerjaan menterjemahkan berita yang di tulis oleh surat kabar mesir ke bahasa Indonesia, untuk di kirim ke Indonesia, akan berita kejadian tersebut , sampai beliau pulang dekat isya ". Sampai di rumah, aku dapat berita dari beliau, bahwa kejadiannya begini : " Si A malam khamisnya menelpon ke rumah korban orang Malaysia itu, bahwa ia butuh duit pound, dan mau tukar dengan dollar seharga sekitar 16.00 US$ ( enam belas ribu dollar Amerika ). Lantas orang Malaysia itu bilang, " silahkan datang kerumah ". Datanglah si A ke rumah korban tersebut. Kemudian si korban bilang, " mana duit dollarnya. ?," ada di mobil ", jawab si A. Tapi pada akhirnya si A bilang ke si korban, : " Sebenarnya kau butuh duit, dan ingin menipu kamu, tetapi melihat kamu dan anak-anak serta istrimu ngak jadi aku menipumu, aku kasihan, jadi aku tukar saja duit US$ 200 ". Istriku butuh duit pound sekitar US$ 200, untuk buka usaha. Si Korban langsung marah-marah, bahkan menghina dan mengeluarkan kata-kata kasar seperti menyebut maaf , kemaluan ibunya. Tentu si A marah dan naik pitam, serta emosi mendengar kata-kata orang Malaysia itu. Akhirnya terjadilah pertengkaran sengit, dan si korban ambil pisau dari dapur, sehingga melukai tangan dan paha si A. Pada akhirnya pisau jatuh ketangan si A, dan terbunuhlah si korban. Si A sempat menggendong teman nya itu, dan mengatakan : " kenapa sampai begini jadinya, bukankah kita teman dekat dan teman baik selama ini, mengapa sampai begini jadinya ? ". Sang istri korban keluar dari kamar dan memukul-mukul badan si A dari belakang, lantas dikarenakan si A sedang memegang pisau, dan mengelak dari pukulan tersebut, maka terkenalah leher istri sang korban, mati seketika juga ia. Lantas karena kalut, si A, menyeret dua korban kekamar dan membakar kamar itu, dengan kain, dengan niat untuk menghilangkan jejak pembunuhan tersebut. Tapi pada akhirnya kedua anak korban juga ikut kebakar. Selepas di bunuh dan dibakar, lantas ia pergi ke rumah sakit untuk mengobati luka di tangan dan pahanya yang sempat di operasi juga. Ternyata sesampai dirumah polisi telah menunggu ia, dan si A langsung mengaku memang saya membunuhnya, dan membakar kamar itu. Begitulah kejadian sebenarnya, lantas bagaimana hukuman padanya, wallhua'lam, kita semua di Kairo sedang menunggu-nunggu keputusan mahkamah, tapi pihak kedutaan sudah berusaha meminta agar diberi hukuman yang seringan-ringannya. Wallha'lam apa yang terjadi kelak.Ini sekilas informasi di Kairo di bulan Ramadhan. Wassalam. Rahima ( 35 thn )
Rabu, 21 April 2010
Cerita Sedih | Kisah Sedih di Bulan Ramadhan.
Sun, 17 Oct 2004 16:21:20 -0700
Diposting oleh
mujahidin ansor
di
21.31
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar